Sebuah insiden tragis mengguncang tak hanya AS, namun juga dunia. Pada 9
September 2003, teror bom mengguncang gedung World Trade Center (WTC)
dan WTC7, Negara Bagian Manhattan, Kota New York, Amerika Serikat,
sebelas tahun lalu menjadi puncak kekejaman jaringan Al-Qaeda pimpinan
Usamah bin Ladin. Negara Adidaya itu menggunakan alasan ini untuk
menyerang basis pertahanan kelompok Islam militan itu di Afghanistan,
Libya, dan Irak.
WTC 9/11, Tragedi ataukah Pengkhianatan?
Para manusia yang hidup di lima benua terhenyak menyaksikan sebuah
kebanggaan Amerika luluh lantak diserbu teroris. Ribuan orang berakhir
hidupnya di antara reruntuhan menara kembar itu. Sebagian besar warga
dunia tersentak atas aksi kejam itu. Sebagian mengutuk, tapi banyak
orang percaya peristiwa itu merupakan konspirasi hingga kini belum
terungkap kenapa itu terjadi dan siapa pelakunya.
Dunia pun mulai menyatakan perang terhadap teroris, Say No to Teroris,
mungkin begitulah slogan-slogan yang dijejalkan pada masyarakat. Tak
lama kemudian dimulailah 'operasi pembersihan' di negara-negara yang
dituduh sebagai 'pabrik' teroris, Irak dan Afganistan (yang mengherankan
keduanya adalah negara muslim). Dunia pun saling curiga, siapa gerangan
yang menyembunyikan Osama Bin Laden, pria berjenggot yang dituduh
sebagai biang kekacauan itu.
Namun seperti kata pepatah, 'Sepandai-pandainya tupai melompat suatu
saat pasti jatuh'. Setelah sekian lama mencari-cari sesuatu yang tak
pasti, perlahan orang mulai menyadari 'ada sesuatu yang salah' dalam
cerita tragedi kemanusiaan itu.
Pentagon
Dimulai dengan fakta penyerangan Pentagon, pusat militer AS. Menurut
versi resmi pemerintah, Pentagon ditubruk oleh pesawat penumpang Boeing
757 yang dibajak oleh teroris. Namun anehnya jika memang demikian
faktanya, mengapa kerusakan yang timbul tak sedemikian parah. Bagaimana
mungkin burung besi sepanjang 44 kaki dan selebar 124 kaki itu hanya
mampu menciptakan lubang berdiamater 16 kaki?
Lalu mengapa di TKP tak ada bangkai pesawat, serpihan mesin, roda dan
kursi penumpang, mungkinkah mereka terbakar habis. Lalu kemana juga para
penumpangnya, mengapa tak ada petunjuk tentang keberadaan mereka?
Untuk memperkuat berita penyerangan itu, warga Amerika dan dunia
disuguhi foto tentang sebuah objek kecil yang digadang-gadang sebagai
serpihan pesawat Boeing 757. Namun gambar sebuah kipas pesawat yang
diabadikan oleh Jocelyn Augustino, fotografer FEMA memunculkan
kecurigaan, pasalnya kipas mesin 757 yang asli sangat berbeda dengan
yang ada di foto tersebut.
Demikian dikatakan John W. Brown, jurubicara Rolls Royce. Lho kenapa
perusahaan otomotif ikutan berkomentar tentang insiden penyerangan yang
dilakukan teroris kelas tinggi ini? Pasalnya setelah diusut-usut,
ternyata Pratt & Whitney dan Rolls Royce menjalin kerjasama untuk
memproduksi mesin yang dipakai si burung besi ini. Kipas mesin yang asli
berdiamater 7 kaki, sementara foto FEMA menunjukkan kipas singel yang
hanya berdiameter 3 kaki.
Para saksi mata rata-rata menyatakan bahwa 'si penyerang' bukanlah
pesawat. Lon Rains mengatakan, “Aku mendengar suara yang sangat keras,
seperti sesuatu yang lewat dengan sangat cepat. Awalnya aku mengira itu
sebuah missil." Sementara itu Don Parkal berpendapat, “Itu adalah sebuah
bom, aku bisa mencium bau cordite (bahan pembuat bom). Aku tahu saat
itu ada bom meledak di sesuatu tempat."
Dengarkan pula Tom Seibert yang bersikeras bahwa dirinya yakin suara
yang didengarnya adalah suara missil. Meski bukti-bukti ini cukup untuk
mempertanyakan keabsahan pernyataan bahwa Pentagon ditabrak sebuah
pesawat, namun para pejabat militer AS tetap mempertahankan apa yang
telah diumumkannya.
Entah mana yang benar, tapi marilah kita berfikir dengan logika
sederhana. Jika benar ada Boeing 757 yang berisi ribuan liter avtur
(bahan bakar pesawat) ditubrukan ke sebuah bangunan, maka 'seharusnya'
sekitar TKP mengalami kebakakaran hebat dengan suhu mencapai 3.000
derajat celcius. Dalam kondisi ini benda-benda yang ada disekitar lokasi
akan hangus terbakar atau meleleh karena terkena panas.
Tapi dari tampilan yang ada, tampak nyata kalau benda-benda seperti
meja, buku telepon yang seharusnya hangus terbakar justru sehat
wal-afiat. Mereka hanya rusak!!! Demikian juga pesawat telepon yang
terbuat dari plastik, ia tidak meleleh terkena panas api dan tetap
'nongrong' rapi di tempatnya semula.
Lucunya lagi, foto yang mempertunjukkan keanehan ini dirilis resmi oleh
Pentagon sendiri. Lalu pada foto lain yang diambil dari kamera keamanan,
terlihat gedung tersebut meledak dengan dahsyat, namun anehnya … dalam
foto tersebut tidak ditemui pesawat yang menubruk gedung. Ini sangat
tidak masuk akal.
Enam bulan kemudian sesudah penyerangan, orang Amerika mulai pulih dari
keterkejutannya dan menyadari adanya keanehan. Pentagon segera saja
menjawab pertanyaan-pertanyaan itu dengan merilis foto-foto yang diambil
dari peristiwa 'bunuh diri' Boeing 757 itu. Bukannya puas, foto-foto
itu justru menimbulkan lebih banyak pertanyaan.
Seperti misalnya, mengapa semua foto itu bertanggal 12 September 2001
pukul 5:37 PM (lebih satu hari dan delapan jam dari peristiwa yang
sesungguhnya). Kedua, meski tahu bahwa gambar-gambar itu memiliki
resolusi yang sangat rendah para ofisial Pentagon tidak memperkenankan
diadakan analisa lebih lanjut pada foto tersebut.
Ketiga, di sudut sebuah foto ada label 'pesawat' (untuk menunjukkan
posisi pesawat penyerang), namun tidak ada tanda-tanda keberadaan
sesuatu yang mirip atau dapat disebut sebagai Boeing 757. Keempat,
mengapa foto-foto itu berasal dari satu kamera pengawas, dimana
foto-foto dari kamera pengawas yang lain.
Sebuah tempat yang menjadi pusat pertahanan Amerika pastinya dilengkapi
belasan kamera pengawas di setiap sudutnya yang pastinya juga merekam
adegan penabrakan itu. Okelah bila Pentagon terlalu pelit untuk membagi
foto-foto dari kamera pengawasnya, namun ternyata ada tiga kamera
pengawas diluar Pentagon yang sempat merekam penyerangan ini.
Kamera pengawas di sebuah pos bensin di seberang I-135, kamera pengawas
di atap Hilton International Hotel dan sebuah kamera pengawas di
Departemen Transportasi Virginia Department seharusnya juga merekam
adegan penabrakan (jika memang benar-benar terjadi) bangunan pemerintah
di Interstate 135 itu. Namun sayangnya tak lama setelah kejadian, para
agen federal keburu muncul untuk mengambil rekaman dari ketiga kamera
pengawas itu. Hingga kini isi ketiga rekaman video itu tak pernah muncul
ke masyarakat.
World Trade Center
Kejanggalan pun muncul dari peristiwa penyerangan menara kembar WTC,
Marc Bernback, staf Fox News yang menayangkan langsung adegan ini
mengatakan bahwa pesawat yang menyerang Tower Selatan itu tak memiliki
jendela. Berdasar keterangan ini, diperoleh kesimpulan bahwa si
penyerang bukan pesawat penumpang, melainkan sebuah pesawat kargo.
Marc menggambarkan pesawat itu berwarna biru dengan logo bulat di depan
pesawat. "Sepertinya pesawat itu bukan berasal dari bandara umum,"
tambahnya sambil berspekulasi bahwa pesawat itu mungkin berasal dari
bandara militer."
Fox News, CNN, MSNBC dan jaringan berita lainnya merekam penuturan para
saksi yang mengatakan mereka mendengar bunyi ledakan lain di sekitar
World Trade Center SETELAH kedua pesawat pembajak itu menabrak target
masing-masing. Para saksi mata yang terdiri dari anggota polisi, petugas
pemadam kebakaran, reporter dan para pelaku bisnis yang ada di sekitar
lokasi.
Posisi mereka saat kejadian memungkinkan mereka dapat mengetahui secara
jelas tentang apa yang tengah terjadi. Bahkan untuk meyakinkan diri,
mereka saling bertanya satu sama lain apakah itu suara gedung runtuh
ataukan suara ledakan. Keesokan harinya saat kembali ke lokasi
peristiwa, orang-orang mulai yakin bahwa apa yang mereka dengar sehari
sebelumnya adalah bunyi ledakan.
“Suaranya seperti bom .. ledakannya sangat keras." Salah seorang saksi
mata, seorang ahli fisika yang diwawancarai Fox News mengatakan, “Aku
yakin itu suara bom .. aku sungguh sangat yakin."
Saksi mata lainnya, Louie Cacchioli, 51, seorang petugas pemadam
kebakaran yang bertugas di mobil PMK nomor 47 yang sempat 'nongol' di
majalah People edisi 24 September 2001 mengisahkan, "Kami yang
pertamakali datang ke menara kedua setelah pesawat itu menabraknya. Aku
bersama sejumlah rekan-rekanku tengah berada di lantai 24 untuk membantu
mengevakuasi para korban. Saat itulah kami mendengar suara ledakan
bom."
Dalam dokumentasi "The Filmmakers Commemorative Edition", sebuah film
yang mengisahkan tentang para petugas pemadam kebakaran New York yang
dibuat oleh Gedeon dan Jules Naudet, ada petugas PMK yang membeberkan
analisa tentang kemungkinan bahwa ada bahan peledak dalam jumlah besar
yang ditanam di menara utara dan menara selatan.
"Lantai demi lantai satu persatu rontok, ini biasanya terjadi jika bom
itu dipasang dengan tujuan merontokkan bangunan itu." Para petugas
pemadam kebakaran itu bukan satu-satunya yang menyadari ada hal yang
tidak biasa pada peristiwa runtuhnya menara kembar itu. Sejumlah peliput
berita dan reporter siaran langsung juga mulai memberi komentar pada
liputannya tentang runtuhnya menara selatan dan menara utara itu.
Masing-masing berusaha memberikan perbandingan bagaimana kedua menara
itu perlahan ambruk laksana sebuah penghancuran yang terkendali. mainan
yang dikontrol. Satu persatu para reporter memberikan laporan pandangan
mata. "Kami mendengar bunyi ledakan keras, dan kini kami melaporkan
ledakan kedua." "Oh kini namapknya ada empat ledakan, atap menara itu
baru saja runtuh. "
"Kami mendengar sebuah ledakan besar. Belum diketahui bagaimana ledakan
itu bisa terjadi." Rick Sanchez, yang melaporkan langsung untuk MSNBC,
mengatakan, “Aku berbincang dengan beberapa petugas polisi beberapa saat
lalu dan mereka mengatakan bahwa mereka yakin bahwa salah satu ledakan
di World Trade Center, selain ditabrak pesawat juga berasal dari sebuah
van yang diparkir di gedung.
Mereka yakin mobil itu memuat sejenis bahan peledak. Dalam kesempatan
terpisah ia juga menuturkan bahwa polisi yang tengah menyisir TKP
menemukan 'Obyek mencurigakan' yang dikhawatirkan akan menimbulkan
ledakan lagi. Demikian mencurigakannya 'obyek' tersebut hingga orang
enggan meyakini bahwa ledakan ini dipicu oleh teroris yang membajak
pesawat setelah berhasil mengancam pilot dengan bantuan pisau pemotong
kertas (cutter). Mereka yakin ada hal lain yang tersembunyi di balik
insiden WTC 11 September 2001.
Kejanggalan Penerbangan 175
Ada rekaman video yang sangat kontroversial yang didapat dari empat
sumber berbeda. “America Remembers” (CNN), “Why The Towers Fell” (BBC),
“Son of Al Qaeda” (PBS) dan “The Filmmakers Commemorative Edition”
(Gedeon and Jules Naudet). Rekaman ini juga diperkuat oleh rekaman
independen, yaitu rekaman yang dibuat para warga New York.
Dalam rekaman yang ditayangkan CNN terlihat bahwa Pesawat Boeing 767 itu
masuk dari sisi kiri dan menerjang sudut menara selatan dengan
kecepatan penuh. Image ini sempat tampil di lusinan majalah nasional
yang beredar di seluruh negara dan juga menjadi 'dokumen wajib' yang
menghiasi film-film tentang tragedi 9/11.
Namun banyak orang tidak tahu bahwa dibagian bawah pesawat, tepat di
sebelah kanan tangki bahan bakar, nampak ada 'obyek aneh' yang berformat
tiga-dimensi. Jika dibandingkan, 'tonjolan' ini nampak sedikit lebih
kecil daripada mesin pesawat. Ingatlah bahwa mesin 767 kira-kira
diameternya sebesar 9 kaki dengan panjang 12 kaki.
Kesan pertama yang muncul adalah 'obyek' itu muncul akibat pantulan
cahaya dan bayangan, namun tidak demikian menurut para ahli. La
Vanguardia, majalah terbitan Barcelona, Spanyol, menerbitkan laporan
dari Spanish University pada Juni 2003 yang menegaskan bahwa 'obyek' itu
memang berbentuk tiga dimensi dan BUKAN akiibat pantulan ataupun
bayangan.
Kesimpulan ini diperoleh lewat analisis digital menyeluruh. Hal ini
menimbulkan suatu hal menarik untuk dipertanyakan, benda apakah yang
'nongkrong' di bawah perut pesawat penerbangan 175? Apa hubungan benda
itu dengan serangan 9/11? Bagaimana mungkin pesawat 'aneh' itu bisa
lepas landas dari bandara komersial tanpa terdeteksi adanya suatu
keanehan?
Marilah merenung sebentar dan bertanya, "Apakah pesawat ini berangkat
dari bandara komersil?". Salah seorang karyawan Fox News menyatakan
bahwa pesawat tersebut tidak memiliki jendela penumpang. Lalu
pertanyaannya adalah, perusahaan penerbangan apa yang tidak menyediakan
jendela penumpang? Dan jawabannya hanya satu : TIDAK ADA.
Seorang pembaca berita Fox News melontarkan pemikirannya pada para
pemirsa, "Apakah mungkin pesawat itu merupakan pesawat kargo? Setelah
pencarian selama beberapa minggu, akhirnya sebuah tim peneliti
independen berhasil mendapat foto pesawat militer Boeing 767. Pesawat
ini dibeli AU AS dari pihak Boeing untuk mengantikan pesawat seri
KC-130.
Dan fakta paling mengejutkan adalah bahwa pesawat ini tidak memiliki
jendela penumpang dan bahwa sebenarnya ini adalah pesawat pengisi bahan
bakar. Apakah pesawat ini sama jenisnya dengan yang yang menabrak Menara
Selatan?
Pada penyelidikan lebih lanjut tentang pesawat yang menabrak menara
kedua tidak ditemui sesuatu yang aneh, atau sebenarnya ada namun kita
tidak menyadarinya? Saat rekaman video runtuhnya menara kembar WTC
diputar dengan kecepatan normal, yaitu 30 gambar per detik, memang
semuanya tampak biasa saja.
Keanehan baru muncul saat rekaman itu diputar lebih lambat, dari 100% ke
2%. Yaitu ketika pesawat menabrak menara, tepat di sebelah kanan hidung
pesawat, terlihat cahaya merah yang sangat terang. Beberapa orang
berspekulasi bahwa cahaya ini adalah cahaya oleh matahari yang terpantul
pada permukaan pesawat yang terbuat dari logam.
Benarkah demikian? Mari kita lihat sekali lagi perihal bagaimana sebuah
pantulan dapat tercipta. Pantulan hanya dapat terlihat dari sudut
tertentu. Misalnya dengan memakai bantuan cermin kita dapat memantulkan
sinar matahari dan mengarahkannya ke berbagai titik di angkasa. Ini
adalah hasil langsung pemantulan satu permukaan yang hanya dapat dilihat
dari satu sudut saja. Singkatnya, suatu pantulan hanya dapat dilihat
dari sudut tertentu.
Jika kita menjauhi posisi tersebut, maka pantulan itu tidak akan
terlihat lagi. Dalam sebuah pengujian dengan bantuan empat rekaman dari
sudut yang berbeda dapat ditarik kesimpulan bahwa cahaya itu bukan
pantulan cahaya. Faktanya, dalam salah satu rekaman paling spektakuler,
penonton dapat melihat bahwa cahaya merah itu diarahkan tepat ke saluran
bahan bakar.
Ada juga beberapa pendapat yang mengukuhkan bahwa cahaya tersebut adalah
lampu pendaratan yang dipasang dibawah tiap sayap pesawat dan lampu
inilah yang menerangi permukaan gedung. Teori ini kedengarannya masuk
akal. Namun jika rekaman yang diambil dari sudut di bawah pesawat itu
diamati lebih lanjut maka akan terlihat sisi pesawat yang lain.
Lalu apakah ada cahaya, pantulan atau percikan cahaya pada sisi kiri
pesawat? Sama sekali tidak ada. Jadi jika kita hapus kemungkinan bahwa
cahaya tersebut berasala dari pantulan maupun lampu pendaratan, apakah
hal ini membawa penjelasan yang lebih jauh terhadap misteri ini?
Kejanggalan Menara Satu
Yang kita butuhkan adalah konfirmasi lebih jauh bahwa ada sesuatu yang
aneh tengah terjadi. Sekarang mari kita alihkan perhatian pada menara
utara, bangunan pertama yang ditabrak oleh pesawat. Manakala rekaman ini
diputar lambat, akan terlihat kejanggalan.
Muncul ledakan cahaya sangat kuat, yang terjadi sesaat sebelum pesawat
menyentuh bangunan. Dalam kasus ini, ledakan cahaya itu nampak seperti
ledakan asap putih raksasa. Kesan pertama yang muncul adalah bahwa
ledakan ini berasal dari dinding luar gedung yang hancur membentuk suatu
kumpulan debu raksasa.
Teori ini juga bisa diterima sampai rekaman itu diputar mundur dalam
gerakan lambat. Tampak jelas dalam rekaman itu bahwa pesawat berusaha
menghindari bangunan sebelum ledakan terjadi. Ada sebuahsumber yang
mengkonfirmasi bahwa ledakan cahaya misterius itu bukan hanya sekali,
tetapi dua kali.
Lalu apa arti semua ini? Mudah saja, bahwa ada lebih banyak hal yang
tersembunyi di balik tragedi pagi itu, bahkan lebih banyak dari apa yang
dipercayai oleh warga Amerika. Kami tak mampu dan tak berniat menjawab
semua pertanyaan yang muncul dalam ulasan ini, namun kami hanya ingin
bertanya.
Semua orang yang membaca artikel ini berhak memutuskan apakah apa yang
mereka ketahui baru saja ini membutuhkan penelitian lebih lanjut. Suatu
hari nanti ketika semua pertanyaan itu telah terjawab, rakyat Amerika
akan merasa dikhianati. Pertanyaan-pertanyaan serius akan bermunculan
menghantam para pejabat yang mereka percayai untuk menjalankan negara
adidaya itu.
Rekaman video dan foto adalah fakta yang sesungguhnya, yang menjadi
bukti adanya konspirasi untuk menutupi fakta lain pada tragedi 9/11.
Wartakan fakta baru ini pada semua orang yang anda kenal, tanyakanlah
pula bagaimana nasib orang-orang yang berada di pesawat tersebut. Jika
anda yakin 'ada yang salah', maka buka cakrawala anda .. cari tahu apa
yang sebenarnya terjadi. Namun jika anda tetap yakin bahwa teroris yang
melakukan 9/11, maka hapus semua bayangan yang muncul seusai anda
membaca ulasan ini.
Menara WTC Runtuh Sebab Pesawat atau Bom?
Profesor Steven E. Jones dari Universitas Brigham Young, Kota Utah,
pertama kali mengeluarkan pernyataan dirinya tidak percaya runtuhnya WTC
karena hantaman pesawat dikendarai Muhammad Atta, salah seorang anggota
jaringan al-Qaeda.
Dia melakukan penelitian dan menerbitkan jurnal disampaikannya pada
seminar di almamaternya, seperti dilansir world911truth.org (22/9/2005).
“Saya menyarankan dilakukan investigasi serius gedung WTC7 dan Menara
Kembar WTC runtuh bukan disebabkan benturan pesawat dan kebakaran, tapi
juga bahan peledak sudah ditempatkan sebelumnya,” kata Jones.
Teori Jones bertentangan dengan hasil penelitian Agen Federal Keamanan
Negara Amerika (FEMA) menyatakan penyebab utama keruntuhan api terjangan
pesawat dengan bahan bakar penuh. Jurnal itu diterbitkan surat kabar
Deseret Morning News beredar di Kota Salt Lake.
Ilmuwan lulusan Fisika dan Astronomi ini menguraikan rinci penyebab
runtuhnya gedung dan tentu saja mengejutkan banyak pihak, namun pihak
kampus Brigham Young membantah jurnal ini atas nama lembaga pendidikan
itu. Menurut mereka, penelitian murni atas nama pribadi Jones.
Detik-detik keruntuhan menara WTC dan WTC 7 disaksikan jutaan pasang
mata penduduk dunia, melalui siaran langsung televisi. Peristiwa dikenal
September hitam itu merubah kebijakan politik luar negeri Amerika.
Mereka bersumpah memerangi teroris dimanapun di belahan dunia.
Jones sendiri tidak menyorot soal politik dan aksi terorisme, tapi dia
memfokuskan pada teori fisika atas keruntuhan gedung-gedung itu. Ia
tidak mau berspekulasi mengenai bagaimana bom dipasang dan siapa
pelakunya.
Teori lelaki itu membuktikan belum pernah ada bangunan kerangka baja
runtuh sebab kebakaran, sebelum dan sesudah peristiwa itu
terjadi. "Hanya bahan peledak dengan efektif memotong tiang-tiang baja,”
katanya.
Perhatian juga berpusat pada Gedung WTC 7, tidak ditabrak pesawat tapi
runtuh. Lelehan logam ditemukan akibat reaksi suhu tinggi dari bahan
ledakan, biasa digunakan yakni thermite. Gedung runtuh bukan disebabkan
ledakan tidak punya energi langsung mengakibatkan lelehan rangka baja
dalam jumlah besar.
Argumentasi lain, untuk menguapkan struktur baja penyangga diperlukan
api dengan temperatur mendekati 2.760 derajat celcius. Keterangan rinci
Jones juga menuliskan api disebabkan bahan bakar hanya akan meludeskan
peralatan kantor dalam 20 menit, tapi tidak akan menghanguskan bangunan.
Teori kontroversial ini menambah keyakinan warga dunia, peristiwa itu
memang rekaan semata. Meski al-Qaeda mengaku bertanggung jawab atas
serangan itu, tapi belum ada satu pun bukti kuat mereka pelaku tunggal.
Survei dilakukan situs world911truth.org membuktikan 74 persen warga
Amerika percaya pemerintahan mereka masih menutupi kejadian paling
mengerikan sepanjang sejarah teror di negara itu.